Kamis, 30 Mei 2013

BK Belajar



PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR

Layanan bimbingan belajar adalah kegiatan yang harus dilakukan oleh guru, karena guru dalam tugas sehari hari selalu menghadapi siswa yang sedang belajar. Banyak siswa yang belum menyadari tentang arah belajar mereka, disamping belum mengetahui bagaimana seharusnya melakukan kegiatan optimal. Bahkan banyak siswa yang mengalami kegagalan dalam mencapai cita-cita karena kurang mengetahui cara belajar yang tepat. Ditinjau dari segi perkembangan, anak usia sekolah akan menunjukkan hasil yang lebih baik bila mereka melaksanakan belajar secara benar. Oleh karena itu anak memerlukan bantuan atau bimbingan dalam belajar agar lebih dapat memanfaatkan potensinya. Bimbingan belajar yang paling efektif adalah bila diberikan selama tungkat permulaan belajar, sehingga anak memahami dasar-dasar, dan dasar ini akan mudah dikembangkan pada proses belajar berikutnya. Walaupun demikian pemberian bimbingan belajar harus memperhatikan keadaan atau kebutuhan anak, sebab pemberian bimbingan yang berlebihan memungkinkan anak menjadi tergantung dan kurang efektif. Sedangkan kurangnya bimbingan menyebabkan kegagalan dalam belajar yang dapat melemahkan kepercayaan diri dan mungkin akan membentuk sikap terhadap dirinya sendiri sebagai orang yang tidak mampu belajar.
A.     BENTUK PENDEKATAN DALAM BIMBINGAN BELAJAR
Bimbingan belajar di sekolah dapat dilakukan dengan pendekatan individual dan pendekatan kelompok. Yang dimaksud pendekatan individual adalah pendekatan yang dilakukan oleh seorang guru kepada seorang siswa. Pendekatan kelompok adalah pendekatan yang dilakukan oleh seorang guru kepada siswa yang jumlahnya lebih dari dua orang. Pendekatan kelompok ini dibedakan menjadi kelompok kecil ( small group), dan pendekatan kelompok besar, terdiri atas 50 orang atau lebih ( Totok Santoso, 1988)
Sesuai dengan sifat layanan bimbingan yaitu preventive, kuratif, perseveratif, maka pendekatan individual dan pendekatan kelompok kecil dipakai dalam rangka bimbingan kuratif atau penyembuhan, sedang pendekatan klasikal dan pendekatan kelompok besar dipakai untuk bimbingan preventif atau pencegahan dan perseveratif atau pemeliharaan. Untuk jelasnya kita ikuti uraian berikut ini.
a. Bimbingan Individual
Bimbingan individual dalam belajar adalah suatu proses bantuan yang diberikan oleh seorang guru atau pembimbing kepada seorang siswa yang mengalami kesulitan belajar, agar siswa tersebut mampu memecahkan masalahnya. Bimbingan individual ini dilakukan atas pertimbangan bahwa kesulitan belajar yang dialami oleh siswa sifatnya khusus atau sudah berat sehingga memerlukan penyelesaian secara individual. Melalui pendekatan individual guru dapat memahami keadaan siswa secara mendalam tentang tingkat kesulitan yang dialami, serta kemampuan dan kelemahan yang dimiliki siswa. Dengan pemahaman ini, guru dapat memberikan bantuan atau bimbingan secara tepat. Kelemahan dari bimbingan individual adalah memakan waktu, tenaga, dan biaya yang lebih banyak dibanding dengan bimbingan kelompok.
b.Bimbingan Kelompok
         Bimbingan kelompok adalah suatu proses yang diberikan oleh seorang guru atau pembimbing kepada sekelompok siswa agar mereka dapat mengenal diri, menyesuaikan diri, dan mampu mengatasi masalah atau kesulitannya sehingga dapat mengembangkan diri secara maksimal. Bimbingan kelompok dilaksanakan atas pertimbangan adanya masalah yang relative sama pada sekelompok siswa, adanya kebutuhan siswa akan suasana kelompok sebagai realitas hakikat manusia sebagai makhluk sosial serta adanya kesulitan yang dialami siswa yang lebih tepat diselesaikan dalam suasana kelompok. Di dalam kelompok para siswa dapat mengadakan ubungan dan memperoleh informasi, tanggapan serta berbagai pendapat yang timbul selama berinteraksi. Suasana yang timbul dalam kelompok merupakan media positif untuk mengambangkan pribadi seseorang. Dalam suatu kelompok para anggotanya harus saling menghargai, saling mengendalikan diri serta tenggang rasa. Situasi kelompok memungkinkan terjadinya tukar pengalaman yang memberikan pengertian kepada anggota kelompok bahwa masing-masing anggota memiliki masalah, dan di dalam kelompok mereka saling membantu memahami masalah aau kesuitan secara obyektif serta mencari pemecahannya. Dengan demikian bimbingan kelompok memberikan kesempatan kepada kelompok untuk belajar yang lebih luas, baik yang berkenaan dengan self-discovery, self direction, maupun yang berkenaan dengan adjustment. Bimbingan kelompok dapat dilaksanakan dalam bentuk layanan bimbingan yang bersifat informatif, preventif sampai yang bersifat kuratif remedial. Pelaksanaan bimbingan kelompok dapat dilakukan di dalam kelas, di perpustakaan, di laboratorium di lapangan atau dimana saja atas kesepakatan anggota kelompok.
Penyelenggaraan bimbingan kelompok belajar dapat diisi dengan berbagai kegiatan sebagai berikut:
1.      Pemberian informasi
Kegiatan pemberian informasi bertujuan untuk membantu siswa memperoleh gambarab atau pemahaman tentang suatu  masalah. Seringkali kita jumpai para siswa melakukan suatu kesalahan sehingga mengalami kesulitan karena kurangnya informasi misalnya akibat kurang informasi siswa dapat salah dalam mengerjakan tugas, salah didalam belajar, salah didalam memilih jurusan atau program studi. Informasi merupakan suatau yang penting, oleh karena itu guru harus berusaha memberikan berbagai informasi yang dapat membantu siswa memperlancar kegiatan belajarnya. Beberapa informasi yang diperlukan siswa dalam rangka meningkatkan prestasi belajar adalah:
a.      Cara belajar yang efektif,
b.      Cara belajar dan bekerja kelompok,
c.      Cara mempelajari buku,
d.      Cara mengerjakan tugas,
e.      Cara membuat karangan atau laporan
f.        Cara membagi waktu dan mengisi waktu senggang
g.      Informasi tentang kurikulum dan lanjutan studi.
Tujuan pemberian informasi ini adalah untuk meningkatkan motivasi dan minat belajar para siswa.
2.      Home room
Kegiatan home room adalah suatu program pembimbingan siswa dengan cara menciptakan situasi atau hubungan bersifat kekeluargaan ( Nana Sy. Sukmadinata, 1977) di SLTP dan SLTA program home roo ini dikenal dengan sistem wali kelas. Dengan Program home room guru dapat lebih memahami siswa, karena terjalin hubungan yang lebih akrab antara guru atau wali kelas dengan para siswa. Dengan demikian guru mengetahui kebutuhan dan kesulitan yang dialami siswa. Pelaksanaan program home room ada dua macam yaitu home room dengan kelompok tetap dan home room dengan kelompok bertukar. Home room dengan kelompok tetap adalah kegiatan pembimbingan yang dilakukan oleh wali kelas. Dalam hal ini guru yang menjadi wali kelas tersebut harus mengatur pertemuan rutin dengan para siswanya yang berlangsung dalam suasana kekeluargaan. Misalnya setiap minggu diadakan pertemuan antara wali kelas dengan siswa dimana para siswa dapat mengutarakan kesulitannya, pendapatnya, rencana kegiatannya dan wali kelas membantu memberi pertimbangan atau jalan keluarnya. Home room dengan kelompok bertukar adalah suatu pembimbingan yang dilakukan oleh guru home room secara bergilir sesuai dengan kebutuhan siswa. Jadi dalam home room dengan kelompok bertukar ini guru home room harus khusus artinya memiliki pengetahuan, informasi dan keterampilan yang cukup sesuai dengan spesialisasinya. Bantuan yang diberikan dalam kegiatan home room antara lain:
a.      Kebiasaan sehari-hari tentang belajar, bekerja
b.      Cara-cara belajar seperti cara mempelajari buku, membuat rangkuman, karangan membaca kamus
c.      Masalah kelanjutan studi, pekerjaan, cita-cita.
Guru yang menjalankan program homeroom ini adalah guru yang benar-benar sudah matang dan  harus bisa memahami dan jujur dengan murid-murid disamping memahami perkembangan diri murid dengan baik.
Tujuan Homeroom berpusat kepada siswa yang bermasalah dan dilaksanakan dengan tujuan untuk memberi ruang atau membuka hubungan antara guru dengan murid di luar hubungan yang berkaitan dengan akademik. Dalam hal ini yang diutamakan adalah perkembangan dan pertumbuhan diri murid dengan memberikan peluang kepada individu (murid) untuk mau membuka isi hati mereka (terbuka) dan lebih dekat (akrab) dengan guru (Ada seorang dewasa yang boleh didekati dan dijadikan tempat untuk meluapkan perasan, pengharapan, motivator yang baik).
Di bawah ini merupakan contoh dari beberapa aktivitas yang dapat dilakukan seorang guru kepada muridnya ketika melaksanakan program homeroom, yaitu :
    1. Mengenali potensi murid.
    2. Focus kepada potensi murid yang dapat ditingkatkan dan difungsikan secara tepat.
    3. Membantu murid dalam meningkatkan potensinya.
    4. Memberikan peluang kepada murid agar murid mendapatkan pengalaman sebagai individu yang berguna dan dapat mencapai perkembangan diri yang optimal..
    5. Mengarahkan murid ke arah yang lebih baik agar murid dapat memahami dan menjalani hubungan yang baik antar individu dengan individu, maupun individu dengan kelompok.
Homeroom dilaksanakan pada saat peserta didik membutuhkan / memerlukan bantuan dalam memecahkan dan menyelesaikan masalahnya sendiri melalui media kelompok dengan suasana kekeluargaan.
Program ini dilaksanakan di luar jam pelajaran dengan menciptakan kondisi sekolah atau kelas seperti di rumah sehingga tercipta kondisi yang bebas dan menyenangkan. Dengan kondisi tersebut siswa dapat mengutarakan perasaannya seperti di rumah sehingga timbul suasana keakraban.
3.      Diskusi
Diskusi adalah kegiatan untuk bertukar pendapat tentang suatu melalui percakapan lisan. Kegiatan diskusi tepat untuk pemecahan masalah, karena dengan diskusi dapat diperoleh suatu keputusan sebagai hasil kegiatan kelompok. Apabila kegiatan diskusi bertujuan memecahkan masalah, maka tugas para peserta diskusi adalah mengadakan perumusan yang sistematis dengan menganalisis dan mengambil kemungkinan pemecahan yang dapat disetujui oleh semua anggota. Selain untuk pemecahan masalah kegiatan diskusi dapat pula untuk pencerahan atau memperjelas suatu masalah dengan cara bertukar pikiran dan bertukar informasi antar peserta. Agar kegiatan diskusi dapat berhasil diperlukan sikap yang obyektif dan sikap saling menghargai antar pribadi orang lain dari para peserta diskusi. Oleh karena itu guru pembimbing harus selalu memberi dorongan agar dalam diskusi dapat berlangsung pembicaraan yang demokratis serta menciptakan suasana yang memungkinkan intraksi yang bebas, kreatif, dan kritis. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan diskusi adalah:
a.      Peserta diskusi terdiri atas pimpinan, sekretaris, dan anggota yang mempunyai tugas masing-masing. Tugas pimpinan diskusi adalah mempersiapkan pelaksanaan diskusi, mengefektifkan jalannya diskusi, melindungi hak anggota untuk menyampaikan pendapatnya, dan mengakhiri diskusi. Tugas sekretaris adalah mencatat jalannya diskusi, mencatat pendapat, usul, dan keputusan yang diambil dalam diskusi. Tugas anggota adalah berpartisipasi dalam memecahkan masalah dengan cara mengutarakan pendapat, meminta keterangan, mengajukan usul-usul.
b.      Menjaga diskusi untuk berada pokok permasalahan, artinya jangan sampai pembahasan menyimpang dari permasalahannya.
c.      Hasil diskusi harus merupakan perumusan bersama
d.      Selesai diskusi harus dibuat laporan
Kelebihan dalam diskusi sebagai bentuk pendekatan dalam bimbingan kelompok adalah :
a. Diskusi dapat merangsang siswa untuk lebih kreatif, khususnya dalam memberikan gagasan dan ide-ide.
b. Dapat melatih untuk membiasakan diri bertukar pikiran dalam mengatasi setiap permasalahan.
c. Dapat melatih siswa untuk dapat mengemukakan pendapat atau gagasan secara verbal.
d. Diskusi juga bisa melatih siswa untuk menghargai pendapat orang lain.
e. Menyadarkan anak didik bahwa masalah dapat dipecahkan dengan brbagai jalan,tidak hanya satu jalan.
f. Melalui diskusi, masalah diselesaikan dengan keputusan bersama.
g. Dengan adanya interaksi bertukar pikiran antara peserta,tentu akan memperluas wawasan.
h. Terjadi komunikasi dua arah dalam diskusi tersebut,sehingga seluruh peserta diskusi dapat aktif.
i. Mengembangkan motivasi untuk belajar lebih lanjut.      
j. Siswa dapat belajar menilai kemampuan dan peranan diri sendiri maupun teman-temannya.
k. Membina suatu perasaan tanggung jawab mengenai suatu pendapat, kesimpulan, atau keputusan yang akan atau telah diambil.
l. Mendidik anak untuk berpikir matang sebelum berbicara atau tidak asal bicara.
4.      Belajar dan bekerja kelompok
Belajar kelompok dan bekerja kelompok adalah suatu kegiatan menyelesaikan tugas yang dilakukan secara bersama-sama oleh sekelompok individu. Dalam belajar kelompok siswa diarahkan untuk melakukan kegiatan belajar dengan mengolah, menganalisis, mensintesis dan memecahkan masalah secara bersama oleh kelompok. Antara belajar kelompok dengan bekerja kelompok perbedaannya terletak hanya pada apa yang menjadi tugas kelompok. Dalam bekerja kelompok tugas yang harus diselesaikan bukan mengolah pelajaran tetapi menyelesaikan suatu tugas pekerjaan misalnya membuat taplak meja, memasak,merencanakan karya wisata. Kegiatan belajar kelompok ataupun bekerja kelompok mempunyai nilai-nilai positif karena dalam kegiatan kelompok terjadi ineraksi sosial yang di dalammya mengandung nilai psikologis, paedagogis, dan didaktis. Nilai psikologis artinya adalah situasi saling mempengaruhi antara individu dengan kelompoknya atau sebaliknya. Pengaruh tersebut bersifat konstruktif misalnya: dalam suatu kelompoknya terdapat seorang anggota yang pandai dengan pola pikir yang bagus, kritis, pandai mengutarakan pendapat, maka sikap tersebut akan menjadi contoh yang akan mempengaruhi anggota kelompok yang lain, sehingga secara bertahap semua anggota kelompok akan menirunya. Sedangkan nilai paedagogis dari kegiatan kelompok adalah meningkatkan perkembangan kepribadian seluruh anggota kelompok karena di dalam kelompok mereka masing-masing anggota berusaha mengutarakan pendapat tanpa malu-malu. Dalam kegiatan kelompok mereka dilatih bekerja sama, ha ini akan memupuk rasa kebersatuan sehingga siswa tidak egois. Selanjutnya nilai didaktis di dalam kegiatan kelompok adalah terjadinya interaksi belajar mengajar antar anggota, karena anggota yang menguasai bahan belajar menerangkan kepada anggota yang lain.
5.      Karyawisata
Karyawisata merupakan usaha menyempurnakan dan melengkapi pengetahuan yang diperoleh di dalam kelas dengan hal-hal yang praktis dan realistis. Obyek karyawisata harus dipilih yang dapat menambah pegetahuan da pengalaman bagi siswa terutama untuk mendalami atau memperjelas materi pengajaran serta memberi dorongan kepada siswa untuk belajar lebih giat. Rangkaian kegiatan karyawisata terbagi dalam tiga tahap persiapan, tahap pelaksanaan karyawisata, dan kegiatan pengelolaan hasil karyawisata. Untuk memperjelas uraian diatas, Nana Sy. Sukmadinata (1997) lebih lanjut mengemukakan beberapa tujuan karyawisata yaitu:
a.      Melengkapi dan menyempurnakan pengetahuan yang diperoleh di dalam kelas dengan hal-hal yang lebih praktis dan realistis
b.      Mengembangkan apresiasi siswa baik terhadap lingkungan alam, lingkungan sosial. Maupun lingkungan pekerjaan dan industri.
c.      Memberikan latihan tertentu
d.      Mengembangkan rasa sosial diantara siswa dengan teman-temannya mauoun orang lain
e.      Memberikan latihan betanggungjawab, latihan memimpin dan dipimpin, menge,bangkan kepercayaan diri sendiri, saling membantu dan menyesuaikan diri.
Manfaat karyawisata sebagai pendekatan dalam bimbingan belajar antara lain:
a.              Individu dapat berpartisispasi dalam berbagai kegiatan yang dilakukan oleh para petugas pada obyek karya wisata itu, serta mengalami dan menghayati langsung apa pekerjaan mereka..
b.              Dalam karyawisata individu dapat bertanya jawab, menemukan sumber informasi yang pertama untuk memecahkan segala persoalan yang dihadapi, sehingga mungkin mereka menemukan bukti kebenaran teorinya, atau mencobakan teorinya ke dalam praktik, sehingga membuat bahan yang dipelajari di sekolah menjadi lebih relevan dengan kenyataan dan kebutuhan yang ada di masyarakat.
c.              Dengan obyek yang ditinjau itu individu dapat memperoleh bermacam-macam pengetahuan dan pengalaman yang terintegrasi, tidak terpisah-pisah dan terpadu, sehingga individu dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
d.             Verbalisme dapat dilenyapkan.
Individu tidak hanya berkembang dalam segi kognitif, tetapi aspek afektif dan psikomotornya juga dapat berkembang secara optimal.
e.              Para individu dapat belajar bagaimana cara-cara melakukan observasi, membuat laporan dan melakukan diskusi kelompok yang baik dan benar.
Dengan demikian kegiatan karyawisata tidak hanya menambah pengetahuan dan pengajaran saja, tetapi juga mempunyai nilai pembinaan pribadi yang sangat bermanfaat bagi siswa.
6.      Pengajaran remedial
Pengajaran remidial atau remidial teaching merupakan suatu usaha bimbingan untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam menguasai bahan penajaran. Pengajaran remidial dilakukan setelah diadakan kegiatan diagnosis kesulitan belajar. Pengajaran remidial dilaksakan dengan bermacam-macam teknik misalnya mengulangi pelajaran, belajar kelompok, memberi tugas-tugas.
Bentuk Pelaksanaan Pembelajaran Remedial
Setelah diketahui kesulitan belajar yang dihadapi peserta didik, langkahberikutnya adalah memberikan perlakuan berupa pembelajaran remedial. Bentuk-bentuk pelaksanaan pembelajaran remedial antara lain:
1.Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda.Pembelajaran ulang dapat disampaikan dengan cara penyederhanaan materi,variasi cara penyajian, penyederhanaan tes/pertanyaan. Pembelajaran ulangdilakukan bilamana sebagian besar atau semua peserta didik belum mencapaiketuntasan belajar atau mengalami kesulitan belajar. Pendidik perlumemberikan penjelasan kembali dengan menggunakan metode dan/ataumedia yang lebih tepat.
2.Pemberian bimbingan secara khusus, misalnya bimbingan perorangan. Dalam hal pembelajaran klasikal peserta didik mengalami kesulitan,perlu dipilih alternatif tindak lanjut berupa pemberian bimbingan secara individual.Pemberian bimbingan perorangan merupakan implikasi peranpendidik sebagaitutor. Sistem tutorial dilaksanakan bilamana terdapat satu atau beberapapeserta didik yang belum berhasil mencapai ketuntasan.
3.Pemberian tugas-tugas latihan secara khusus.
Dalam rangka menerapkan prinsip pengulangan, tugas-tugas latihan perludiperbanyak agar peserta didik tidak mengalami kesulitan dalam mengerjakantes akhir. Peserta didik perlu diberi latihan intensif (drill) untuk membantu menguasai kompetensi yang ditetapkan.
4.Pemanfaatan tutor sebaya.
Tutor sebaya adalah teman sekelas yang memiliki kecepatan belajar lebih.Mereka perlu dimanfaatkan untuk memberikan tutorial kepada rekannya yangmengalami kelambatan belajar. Dengan teman sebaya diharapkan pesertadidik yang mengalami kesulitan belajar akan lebih terbuka dan akrab.

B.       JENIS LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR
            Beberapa jenis layanan bimbingan belajar yang dapar diberikan pada siswa yang mengalami kesulitan belajar, diantaranya dengan:
a.       Layanan Bimbingan Belajar Non Psikologis
b.      Layanan bimbingan belajar non psikologis adalah usaha meningkatkan prestasi belajar dengan cara mengadakan perbaikan dalam komponen proses belajar mengajar, antara lain bisa dengan:
1.      Usaha perbaikan cara belajar siswa
Kesulitan belajar tidak selalu disebabkan tingkat kecerdasan rendah, bias juga karena cara belajar yang keliru. Usaha yang dapat dilakukan untuk memperbaiki cara belajar:
a.       menanamkan kebiasaan belajar secara tertib, belajar tidak hanya kalau akan ulangan saja
b.      meningkatkan disiplin siswa dalam menyelesaikan tugas serta menepati waktu belajar
c.       menanamkan pengertian, bahwa belajar tidak hanya sekedar membaca tapi juga perlu memahami
d.      mengenalkan metode belajar berbagai bidang studi dengan karakteristiknya
e.       menciptakan lingkungan yang menunjang keberhasilan belajar
f.        belajar perlu kondisi fisik yang sehat
2.      Usaha perbaikan cara mengajar guru
a.       Persiapan guru sebelum masuk kelas
1.      merumuskan materi yang harus dimiliki siswa
2.      merancang bantuan yang akan diberikan pada siswa, seperti buku dan alat sebagai sumber belajar
3.      merancang waktu sesuai topic agar waktunya tidak kurang atau lebih
b.      Pada waktu guru dikelas (operating procedures)
1.memperhatikan keragaman siswa yang mengikuti pelajaran
2. mengadakan pengukuran terhadap hasil belajar siswa
c.       Usaha perbaikan dalam metode mengajar
Penggunaan metode belajar harus disesuaikan dengan materi yang disajikan, guru harus memilih metode yang tepat, diusahakan bervariasi dan menarik bagi siswa agar tidak merasa jenuh.
d.      Usaha perbaikan dan penyajian materi pelajaran
Perbaikan penyajian materi dapat dilakukan dg cara sebagai berikut:
1.menyederhanakan penyajian materi pelajaran
2.memilih materi pelajaran yang bermakna
3.menyajikan materi pelajaran disertai contohnya

c.       Layanan Bimbingan Belajar Psikilogis
Layanan ini bertujuan merangsang siswa meningkatkan usaha belajar, sehingga tercapainya prestasi belajar yang optimal sebagai tujuannya. Layanan ini dapat dilakukan dengan beberapa cara, seperti:
1.      Bimbingan belajar melalui peningkatan motivasi
a.Ganjaran dan hukuman
ganjaran dan hukuman dapat membantu siswa meningkatkan prestasi belajar. Ganjaran adalah sesuatu yang menyenangkan, mendorong seseorang berusaha lebih giat sehingga prestasi belajarnya meningkat. Ganjaran dapat berupa kata pujian ataupun hadiah berupa barang.
Hukuman juga dapat meningkatkan motivasi belajar, karena ada kecenderungan untuk tidak mengulang sesuatu yang tidak menyenangkan, dan berusaha mengganti dengan tindakan lain yang menimbulkan rasa senang.
b.Persaingan atau kompetensi
di dalam kelas guru menciptakan situasi untuk saling bersaing antar siswa, masing- masing siswa diharuskan mencapai target yang akan dicapai dalam belajar. Bila targetnya tidak tercapai berarti dia kalah, kekalahan ini dapat mendorong siswa belajar lebih giat. Sehingga persaingan yang sehat dan target dapat menimbulkan motivasi belajar siswa.
c.Pemberitahuan hasil tes
hasil ulangan / tes merupakan feedback bagi siswa. Dengan hasil ulangan siswa mengetahui baik atau buruk hasil belajarnya. Bagi yang mendapat nilai baik ia akan merasa puas, namun bagi yang mendapat nilai jelek, ini akan mendorong siswa tersebut meningkatkan belajarnya.
2.      Bimbingan belajar dengan menanamkan prinsip- prinsip belajar
Agar kegiatan belajar mencapai hasil yang optimal, siswa perlu memahami prinsi- prinsi belajar. Diantaranya, sebagai berikut:
a.belajar membutuhkan partisipasi aktif dari sisw sendiri
b.belajar adalah proses yang kontinu
c.belajar akan berkembang pada lingkungan yang menantang
d.belajar harus didorong motivasi yang kuat
e.dibutuhkan sarana yang cukup untuk belajar
f.teknik belajar tiap individu berbeda satu sama lain
g.belajar harus dilakukan secara rutin dan berulang- ulang
3.      Penyuluhan perorangan
Layanan konseling / penyuluhandiperuntukkan bagi siswa yang mengalami kesulitan bersifat individu dan pribadi. Petugas yang melaksanakan konseling di sekolah adalah petugas bimbingan yang telah dipersiapkan dan dikenal sebagai konselor sekolah. Dengan tugasnya membantu siswa yang mengalami kesulitan yang bersifat psikis dengan cara berkonsultasi atau bertanya jawab secara pribadi, antara konselor dan klien. Dalam konseling ini, usaha pemecahan kesulitan belajar dilakukan dengan mengungkap latar belakang kehidupan sisw secara rinci serta situasi kejiwaan yang menghambat proses belajarnya. Siswa diajak untuk memahami kondisi dirinya, kemudian diarahkan mengubah perilaku agar lebih baik untuk menunjang kegiatan belajarnya, sehingga tercapai prestasi belajar yang optimal sesuai potensi yang dimiliki.  

C.PROGRAM PENGAYAAN DALAM PENGAJARAN
Pengertian Program Pengayaan
Program Pengayaan dalam proses belajar mengajar adalah suatu kejadian yang diperuntukkan bagi siswa yang tergolong cepat dalam menyelesaikan tugas belajarnya. Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar sering dijumpai adanya sorang atau beberapa orang siswa yang dapat menyelesaikan tugas belajarnya sebelum waktu yang disediakan habis sehingga mereka mempunyai sisa waktu. Siswa yang demikian digolongkan kelompok cepat. Apabila sisa waktu ini tidak dimanfaatkan dengan baik akan menimbulkan hal-hal negative yang menghambat proses belajar mengajar, misalnya mengganggu temannya, membuat suasana gaduh di kelas, dan sebagainya. Oleh karena itu siswa kelompok cepat ini diberi kegiatan yang bermanfaat bagi perkembangan dirinya tanpa mengganggu siswa lain yang belum selesai mengerjakan tugas belajarnya. Kegiatan yang diperuntukkan kelompok siswa cepat ini adalah pendalaman tehadap bahan yang telah mereka pelajari yang biasa disebut kegiatan pengayaan. Suharsini Arikunto mengartikan kegiatan pengayaan sebagai kegiatan yang diberikan kepada siswa-siswa kelompok cepat sehingga siswa-siswa tesebut menjadi lebih kaya pengetahuan dan ketrampilannya atau lebih mendalami bahn pelajaran yang sedang mereka pelajari.
Pendapat di atas memperjelas bahwa tujuan program pengayaan adalah memperdalam penguasaan bahan pelajaran yang berkaitan dengan tugas pelajaran yang dilaksanakan. Sementara siswa yang lain masih menyelesaikan tugas belajarnya, kelebihan waktu yang dimiliki siswa kelompok cepat diisi dengan kegiatan mendalami bahan pelajaran yang bersangkutan. Setelah semua siswa baik siswa yang cepat maupun siswa yang lambat menyelesaikan  tugas belajar yang telah disiapkan katakanlah satu pokok bahasan secara bersama-sama, barulah melanjutkan pada pokok bahasan berikutnya. Jadi dalam program pengayaan materi tambahan yang diberikan kepada siswa cepat masih berkisar pada bahan yang sama, bukan bahan pelajaran lain yang berbeda sama sekali, karena kegiatan pengayaan hanyalah untuk memanfaatkan sisa waktu, bukan menambah waktu tersendiri.
  1. Tujuan Program Pengayaan
Dalam proses belajar mengajar guru harus dapat mengelola siswa dengan baik yaitu memberikan perhatian dan layanan kepada siswa sesuai dengan kebutuhannya. Dalam kegiatan pengayaan, guru memberi kegiatan kepada siswa yang tergolong cepat, dalam mengisi kelebihan waktunya, dengan kegiatan yang bermanfaat bagi perkembangan dirinya. Dengan demikian, kegiatan pengayaan betujuan untuk memperdalam bahan pelajaran tersebut. Tegasnya, tujuan kegiatan pengayaan adalah membantu siswa memanfaatkan kelebihan waktu yang dimilikinya dengan memperkaya diri tentang bahan pelajaran yang bersangkutan, sehingga tercapai perkembangan yang optimal. Dengan memanfaatkan kelebihan waktu tersebut berarti siswa kelompok cepat dirugikan, dengan harus menunggu kawan-kawan lain yang belum selesai melaksanakan tugas belajarnya.
  1. Pelaksanaan Program Pengayaan
Guru dapat melaksanakan program pengayaan kepada siswa yang dalam proses belajar mengajar dapat menyelesaikan tugas belajar sebelum waktu yang disediakan habis., atau kepada para siswa yang mengalami kesulitan belajar ringan. Pelaksanaan program pengayaan untuk kedua kelompok tersebut berbeda dalam fungsinya. Kegiatan pengayaan bagi siswa yang cepat dilaksaakan untuk memanfaatkan kelebihan eaktu yang dimiliki dengan kegiatan memperkaya diri tentang bahan pelajaran. Sedang kegiatan pengayaan yang dipruntukkan untuk siswa yang mengalami kesulitan belajar ringan berfungsi sebagai pengajaran perbaikan atau pengajaran remedial. Selanjutnya uraian pengayaan dibawah ini adalah kegiatan pengayaan yang diperuntukkan kepada siswa yang memiliki kelebihan waktu karena telah menyelesaikan tugasnya.

Kegiatan pengayaan dilakukan pada proses pengajaran sedang berlangsung. Kegiatan pengayaan diberikan oleh guru bidang studi, bersamaan waktunya dengan siswa kelompok sedang atau siswa kelompok lambat. Dengan demikian kegiatan pengayaan tidak memerlukan tambahan waktu khusus. Jadi apabila dalam kelompok sedang  dan kelompok lambat dinyatakan telah mencapai batas kemampuan yang diharapkan, maka kegiatan pengayaan dihentikan. Untuk selanjutnya semua siswa baik kelompok cepat, kelompok sedang maupun kelompok lambat secara bersama-sama mengikuti pelajaran untuk pokok bahasan berikutnya.
Agar program pengayaan ini bisa terlaksana dengan baik, maka materi yang diberikan kepada siswa dan bentuk kegiatan pengayaan harus dipersiapkan terlebih dahulu. Materi pengayaan harus disesuaikan dengan pokok bahasan yang disajikan dalam kelas, karena program pengayaan merupakan kegiatan untuk memperdalam bukan untuk menambah konsep baru. Tujuan pengayaan bukanlah untuk mempersiapkan siswa menguasai materi pelajaran lebih dahulu dibanding dengan teman-temanya yang lain.
Program pengayaan dapat dilaksanakan dalam berbagai macam kegiatan seperti membaca buku, menegrajakan soal-soal latihan, diskusi, membuat karangan, kliping, atau membantu memberi penjelasan kepada teman-temannya sebagai tutor sebaya.
  1. Faktor yang harus diperhatikan Dalam Pelaksanaan Program Pengayaan
Untuk menentukan kegiatan pengayaan ini guru harus mempertimbangkan beberapa faktor sebagai berikut:
a.       Faktor Anak atau Siswa
Sebagai pendidik kita memahami bahwa masing-masing anak memiliki sifat individualitas yang berbeda antara siswa yang satu dengan siswa yang lainnya. Oleh karena itu, dalam memberikan kegiatan pengayaan, guru harus memperhatikan sifat individualitas dari siswa. Dalam hal ini fakor siswa tesebut dibedakan menjadi faktor monat dan faktor psikologis.
1)      Faktor Minat
Setiap siswa memiliki minat sendiri-sendiri, sehingga guru dalam menentukan bentuk kegiatan pengayaan harus memperhatikan minat tersebut. Sebagai contoh ada siswa yang berminat membuat karangan tetapi tiak berminat untuk diskusi karena itu siswa tersebut tidak aktif berbicara apabila disuruh diskusi. Kesesuaian kegiatan dengan minat sangat penting, karena hal ini akan mendorong siswa lebih giat belajar. Sebaliknya, ketidaksesuaian kegiatan dengan minta akan melemahkan semangat belajar sehingga tujuan pengayaan tidak tercapai.
2)      Faktor Psikologis
Selain faktor anak ditinjau dari segi minat, ada faktor lain secara umum berlaku begi setiap anak yaitu faktor psikologis. Menurut Suharsini Arikunto, faktor-faktor psikologis setiap anak yaitu yang perlu diperhatikan dalam menentukan kegiatan pengayaan yaitu:
a)      Kegiatan yang menuntut siswa untuk ke luar dari kelas lebih disuaki daripada kegiatan yang hanya dilakukan di dalam kelas.
b)      Kegiatan yang banyak meminta siswa untuk bergerak lebih disukai daripada kegiatan yang hanya dilakukan dengan membaca.
c)      Kegiatan yang bersifat menemukan hal baru atau eksperimen lebih disukai daripada kegiatan yang bersifat menggambarkan deskriptif.
d)      Kegiatan yang memakan waktu sedikit tetapi lekas terlihat hasilnya lebih disukai daripada kegiatan yang memakan waktu yang lama.
b.      Faktor Edukatif
Yang dimaksud dengan faktor edukatif adalah bahwa kegiatan pengayaan yang diberikan oleh guru harus menunjang perkembangn siswa secara optimal. Hal ini berarti kegiatan pengayaan tidak boleh merugikan siswa atau membuat siswa mengalami kesulitan sehingga menghambat perkembangannya. Jelasnya kegiatan pengayaan harus bermanfaat yakni menambah ilmu pengetahuan dan membentuk pribadi siswa.
c.       Faktor Waktu
Guru harus mampu memilih kegiatan yang tepat untuk mengisi waktu yang ada. Kelebihan waktu yang dimiliki masing-masing siswa kadang-kadang tidak sama misalnya ada siswa yang memilki kelebihan waktu 25 menit, 20 menit, dan sebagainya. Kenyataan ini menuntut kemampuan dan kreatifitas guru  dalam mempersiapkan kegiatan pengayaan. Untuk mengatasi masalah waktu ini, dapat ditempuh dengan cara membagi kegiatan pengayaan menjadi beberapa bagian atau penggalan. Dengan bentuk bagian-bagian ini siswa dapat ,melakukan atau menyelesaikan bagian kegiatan secara bertahap. Apabila waktu untuk kegiatan pengayaan habis, siswa sudah mampu menyelesaikan bagian kegiatan secara utuh dan hasilnya sudah dapat dilihat siswa. Hal ini akan menimbulkan kepuasan bagi siswa. Sebagai contoh dalam pengayaan pelajaran matematika dengan kegiatan mengerjakan soal. Kepada siswa diberikan satu soal untuk dikerjakan, setelah selesai diberi soal berikutnya dan seterusnya sampai kelebihan aktu yang ada habis.
Demikian cara melaksanakan program pengayaan yang harus dilakukakn guru kepada siswa dalam usaha memberikan layanan kepada siswa yang memiliki kelebihan waktu karena telah menyelesaikan tugas belajar yang dibebankan kepanya sebelium waktu yang disediakan habis.


































REFERENSI

Freakestain.2010. Terdapat di http://kikyakiko.blog.uns.ac.id/2010/09/17/homeroom-2/.Di unduh  pada 15 April 2011
2011. Terdapat dihttp://www.scribd.com/doc/30550102/19/TekniktekniBimbinganKelompok. Diunduh pada 15 April 2011
2011. Terdapat di http://www.scribd.com/doc/12035700/8Pembelajaran-Remedial-270208. Diunduh pada 15 April 2011
2011. Terdapat di http://www.belajarpsikologi.com. Diunduh pada 15 April 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar