PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR
Layanan
bimbingan belajar adalah kegiatan yang harus dilakukan oleh guru, karena guru
dalam tugas sehari hari selalu menghadapi siswa yang sedang belajar. Banyak
siswa yang belum menyadari tentang arah belajar mereka, disamping belum
mengetahui bagaimana seharusnya melakukan kegiatan optimal. Bahkan banyak siswa
yang mengalami kegagalan dalam mencapai cita-cita karena kurang mengetahui cara
belajar yang tepat. Ditinjau dari segi perkembangan, anak usia sekolah akan
menunjukkan hasil yang lebih baik bila mereka melaksanakan belajar secara
benar. Oleh karena itu anak memerlukan bantuan atau bimbingan dalam belajar
agar lebih dapat memanfaatkan potensinya. Bimbingan belajar yang paling efektif
adalah bila diberikan selama tungkat permulaan belajar, sehingga anak memahami
dasar-dasar, dan dasar ini akan mudah dikembangkan pada proses belajar
berikutnya. Walaupun demikian pemberian bimbingan belajar harus memperhatikan
keadaan atau kebutuhan anak, sebab pemberian bimbingan yang berlebihan
memungkinkan anak menjadi tergantung dan kurang efektif. Sedangkan kurangnya
bimbingan menyebabkan kegagalan dalam belajar yang dapat melemahkan kepercayaan
diri dan mungkin akan membentuk sikap terhadap dirinya sendiri sebagai orang
yang tidak mampu belajar.
A. BENTUK
PENDEKATAN DALAM BIMBINGAN BELAJAR
Bimbingan
belajar di sekolah dapat dilakukan dengan pendekatan individual dan pendekatan
kelompok. Yang dimaksud pendekatan individual adalah pendekatan yang dilakukan
oleh seorang guru kepada seorang siswa. Pendekatan kelompok adalah pendekatan yang dilakukan oleh seorang guru
kepada siswa yang jumlahnya lebih dari dua orang. Pendekatan kelompok
ini dibedakan menjadi kelompok kecil ( small group), dan pendekatan kelompok
besar, terdiri atas 50 orang atau lebih ( Totok Santoso, 1988)
Sesuai dengan
sifat layanan bimbingan yaitu preventive, kuratif, perseveratif, maka
pendekatan individual dan pendekatan kelompok kecil dipakai dalam rangka
bimbingan kuratif atau penyembuhan, sedang pendekatan klasikal dan pendekatan
kelompok besar dipakai untuk bimbingan preventif atau pencegahan dan
perseveratif atau pemeliharaan. Untuk jelasnya kita ikuti uraian berikut ini.
a. Bimbingan
Individual
Bimbingan
individual dalam belajar adalah suatu proses bantuan yang diberikan oleh
seorang guru atau pembimbing kepada seorang siswa yang mengalami kesulitan
belajar, agar siswa tersebut mampu memecahkan masalahnya. Bimbingan individual
ini dilakukan atas pertimbangan bahwa kesulitan belajar yang dialami oleh siswa
sifatnya khusus atau sudah berat sehingga memerlukan penyelesaian secara
individual. Melalui pendekatan individual guru dapat memahami keadaan siswa
secara mendalam tentang tingkat kesulitan yang dialami, serta kemampuan dan
kelemahan yang dimiliki siswa. Dengan pemahaman ini, guru dapat memberikan
bantuan atau bimbingan secara tepat. Kelemahan dari bimbingan individual adalah
memakan waktu, tenaga, dan
biaya yang lebih banyak dibanding dengan bimbingan kelompok.
b.Bimbingan Kelompok
Bimbingan
kelompok adalah suatu proses yang diberikan oleh seorang guru atau pembimbing
kepada sekelompok siswa agar mereka dapat mengenal diri, menyesuaikan diri, dan
mampu mengatasi masalah atau kesulitannya sehingga dapat mengembangkan diri
secara maksimal. Bimbingan kelompok dilaksanakan atas pertimbangan adanya
masalah yang relative sama pada sekelompok siswa, adanya kebutuhan siswa akan
suasana kelompok sebagai realitas hakikat manusia sebagai makhluk sosial serta
adanya kesulitan yang dialami siswa yang lebih tepat diselesaikan dalam suasana
kelompok. Di dalam kelompok para siswa dapat mengadakan ubungan dan memperoleh
informasi, tanggapan serta berbagai pendapat yang timbul selama berinteraksi.
Suasana yang timbul dalam kelompok merupakan media positif untuk mengambangkan
pribadi seseorang. Dalam suatu kelompok para anggotanya harus saling
menghargai, saling mengendalikan diri serta tenggang rasa. Situasi kelompok
memungkinkan terjadinya tukar pengalaman yang memberikan pengertian kepada
anggota kelompok bahwa masing-masing anggota memiliki masalah, dan di dalam
kelompok mereka saling membantu memahami masalah aau kesuitan secara obyektif
serta mencari pemecahannya. Dengan demikian bimbingan kelompok memberikan
kesempatan kepada kelompok untuk belajar yang lebih luas, baik yang berkenaan
dengan self-discovery, self direction, maupun yang berkenaan dengan adjustment.
Bimbingan kelompok dapat dilaksanakan dalam bentuk layanan bimbingan yang
bersifat informatif, preventif sampai yang bersifat kuratif remedial. Pelaksanaan
bimbingan kelompok dapat dilakukan di dalam kelas, di perpustakaan, di
laboratorium di lapangan atau dimana saja atas kesepakatan anggota kelompok.
Penyelenggaraan
bimbingan kelompok belajar dapat diisi dengan berbagai kegiatan sebagai
berikut:
1.
Pemberian informasi
Kegiatan pemberian informasi bertujuan untuk membantu siswa memperoleh
gambarab atau pemahaman tentang suatu
masalah. Seringkali kita jumpai para siswa melakukan suatu kesalahan
sehingga mengalami kesulitan karena kurangnya informasi misalnya akibat kurang
informasi siswa dapat salah dalam mengerjakan tugas, salah didalam belajar,
salah didalam memilih jurusan atau program studi. Informasi merupakan suatau
yang penting, oleh karena itu guru harus berusaha memberikan berbagai informasi
yang dapat membantu siswa memperlancar kegiatan belajarnya. Beberapa informasi
yang diperlukan siswa dalam rangka meningkatkan prestasi belajar adalah:
a.
Cara belajar yang efektif,
b. Cara belajar dan bekerja kelompok,
c. Cara mempelajari buku,
d. Cara mengerjakan tugas,
e. Cara membuat karangan atau laporan
f.
Cara
membagi waktu dan mengisi waktu senggang
g. Informasi tentang kurikulum dan
lanjutan studi.
Tujuan pemberian informasi ini
adalah untuk meningkatkan motivasi dan minat belajar para siswa.
2. Home room
Kegiatan home room
adalah suatu program pembimbingan siswa dengan cara menciptakan situasi atau
hubungan bersifat kekeluargaan ( Nana Sy. Sukmadinata, 1977) di SLTP dan SLTA
program home roo ini dikenal dengan sistem wali kelas. Dengan Program home room
guru dapat lebih memahami siswa, karena terjalin hubungan yang lebih akrab
antara guru atau wali kelas dengan para siswa. Dengan demikian guru mengetahui
kebutuhan dan kesulitan yang dialami siswa. Pelaksanaan program home
room ada dua macam yaitu home room dengan kelompok tetap dan home room dengan
kelompok bertukar. Home room dengan
kelompok tetap adalah kegiatan pembimbingan yang dilakukan oleh wali kelas.
Dalam hal ini guru yang menjadi wali kelas tersebut harus mengatur pertemuan
rutin dengan para siswanya yang berlangsung dalam suasana kekeluargaan.
Misalnya setiap minggu diadakan pertemuan antara wali kelas dengan siswa dimana
para siswa dapat mengutarakan kesulitannya, pendapatnya, rencana kegiatannya
dan wali kelas membantu memberi pertimbangan atau jalan keluarnya. Home room
dengan kelompok bertukar adalah suatu pembimbingan yang dilakukan oleh guru
home room secara bergilir sesuai dengan kebutuhan siswa. Jadi dalam home room
dengan kelompok bertukar ini guru home room harus khusus artinya memiliki
pengetahuan, informasi dan keterampilan yang cukup sesuai dengan
spesialisasinya. Bantuan yang diberikan dalam kegiatan home room antara lain:
a. Kebiasaan sehari-hari tentang
belajar, bekerja
b. Cara-cara belajar seperti cara
mempelajari buku, membuat rangkuman, karangan membaca kamus
c. Masalah kelanjutan studi, pekerjaan,
cita-cita.
Guru yang
menjalankan program homeroom ini
adalah guru yang benar-benar sudah matang dan harus bisa memahami dan jujur dengan
murid-murid disamping memahami perkembangan diri murid dengan baik.
Tujuan Homeroom berpusat kepada siswa yang bermasalah dan
dilaksanakan dengan tujuan untuk memberi ruang atau membuka hubungan antara
guru dengan murid di luar hubungan yang berkaitan dengan akademik. Dalam hal
ini yang diutamakan adalah perkembangan dan pertumbuhan diri murid dengan
memberikan peluang kepada individu (murid) untuk mau membuka isi hati mereka
(terbuka) dan lebih dekat (akrab) dengan guru (Ada seorang dewasa yang boleh
didekati dan dijadikan tempat untuk meluapkan perasan, pengharapan, motivator
yang baik).
Di bawah ini
merupakan contoh dari beberapa aktivitas yang dapat dilakukan seorang guru
kepada muridnya ketika melaksanakan program homeroom, yaitu :
- Mengenali potensi murid.
- Focus kepada potensi murid yang dapat ditingkatkan dan difungsikan secara tepat.
- Membantu murid dalam meningkatkan potensinya.
- Memberikan peluang kepada murid agar murid mendapatkan pengalaman sebagai individu yang berguna dan dapat mencapai perkembangan diri yang optimal..
- Mengarahkan murid ke arah yang lebih baik agar murid dapat memahami dan menjalani hubungan yang baik antar individu dengan individu, maupun individu dengan kelompok.
Homeroom dilaksanakan
pada saat peserta didik membutuhkan / memerlukan bantuan dalam memecahkan dan
menyelesaikan masalahnya sendiri melalui media kelompok dengan suasana
kekeluargaan.
Program ini dilaksanakan di luar jam pelajaran dengan menciptakan kondisi
sekolah atau kelas seperti di rumah sehingga tercipta kondisi yang bebas dan
menyenangkan. Dengan kondisi tersebut siswa dapat mengutarakan perasaannya
seperti di rumah sehingga timbul suasana keakraban.
3. Diskusi
Diskusi adalah kegiatan
untuk bertukar pendapat tentang suatu melalui percakapan lisan. Kegiatan
diskusi tepat untuk pemecahan masalah, karena dengan diskusi dapat diperoleh
suatu keputusan sebagai hasil kegiatan kelompok. Apabila kegiatan diskusi
bertujuan memecahkan masalah, maka tugas para peserta diskusi adalah mengadakan
perumusan yang sistematis dengan menganalisis dan mengambil kemungkinan
pemecahan yang dapat disetujui oleh semua anggota. Selain untuk pemecahan
masalah kegiatan diskusi dapat pula untuk pencerahan atau memperjelas suatu
masalah dengan cara bertukar pikiran dan bertukar informasi antar peserta. Agar
kegiatan diskusi dapat berhasil diperlukan sikap
yang obyektif dan sikap saling menghargai antar pribadi orang lain dari para
peserta diskusi. Oleh karena itu guru pembimbing harus selalu memberi dorongan
agar dalam diskusi dapat berlangsung pembicaraan yang demokratis serta
menciptakan suasana yang memungkinkan intraksi yang bebas, kreatif, dan kritis.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan diskusi adalah:
a. Peserta diskusi terdiri atas
pimpinan, sekretaris, dan anggota yang mempunyai tugas masing-masing. Tugas
pimpinan diskusi adalah mempersiapkan pelaksanaan diskusi, mengefektifkan
jalannya diskusi, melindungi hak anggota untuk menyampaikan pendapatnya, dan mengakhiri
diskusi. Tugas sekretaris adalah mencatat jalannya diskusi, mencatat pendapat,
usul, dan keputusan yang diambil dalam diskusi. Tugas anggota adalah
berpartisipasi dalam memecahkan masalah dengan cara mengutarakan pendapat,
meminta keterangan, mengajukan usul-usul.
b. Menjaga diskusi untuk berada pokok
permasalahan, artinya jangan sampai pembahasan menyimpang dari permasalahannya.
c. Hasil diskusi harus merupakan perumusan
bersama
d. Selesai diskusi harus dibuat laporan
Kelebihan dalam diskusi sebagai bentuk pendekatan
dalam bimbingan kelompok adalah :
a. Diskusi dapat merangsang
siswa untuk lebih kreatif, khususnya dalam
memberikan gagasan dan ide-ide.
b. Dapat melatih untuk membiasakan diri bertukar
pikiran dalam mengatasi setiap
permasalahan.
c. Dapat melatih siswa untuk dapat mengemukakan pendapat
atau gagasan secara verbal.
d.
Diskusi juga bisa
melatih siswa untuk menghargai pendapat
orang lain.
e.
Menyadarkan anak didik bahwa masalah dapat dipecahkan dengan brbagai
jalan,tidak hanya satu jalan.
f.
Melalui diskusi, masalah diselesaikan dengan keputusan bersama.
g.
Dengan adanya interaksi bertukar pikiran antara peserta,tentu akan memperluas
wawasan.
h.
Terjadi komunikasi dua arah dalam diskusi tersebut,sehingga seluruh peserta
diskusi dapat aktif.
i. Mengembangkan motivasi untuk belajar lebih lanjut.
j.
Siswa dapat belajar menilai kemampuan dan peranan diri sendiri maupun
teman-temannya.
k.
Membina suatu perasaan tanggung jawab mengenai suatu pendapat, kesimpulan, atau
keputusan yang akan atau telah diambil.
l.
Mendidik anak untuk berpikir matang sebelum berbicara atau tidak asal bicara.
4. Belajar dan bekerja kelompok
Belajar kelompok dan bekerja
kelompok adalah suatu kegiatan menyelesaikan tugas yang dilakukan secara
bersama-sama oleh sekelompok individu. Dalam belajar kelompok siswa diarahkan
untuk melakukan kegiatan belajar dengan mengolah, menganalisis, mensintesis dan
memecahkan masalah secara bersama oleh kelompok. Antara belajar kelompok dengan
bekerja kelompok perbedaannya terletak hanya pada apa yang menjadi tugas
kelompok. Dalam bekerja kelompok tugas yang harus diselesaikan bukan mengolah
pelajaran tetapi menyelesaikan suatu tugas pekerjaan misalnya membuat taplak
meja, memasak,merencanakan karya wisata. Kegiatan belajar kelompok ataupun
bekerja kelompok mempunyai nilai-nilai positif karena dalam kegiatan kelompok
terjadi ineraksi sosial yang di dalammya mengandung nilai psikologis,
paedagogis, dan didaktis. Nilai psikologis artinya adalah situasi saling
mempengaruhi antara individu dengan kelompoknya atau sebaliknya. Pengaruh
tersebut bersifat konstruktif misalnya: dalam suatu kelompoknya terdapat
seorang anggota yang pandai dengan pola pikir yang bagus, kritis, pandai
mengutarakan pendapat, maka sikap tersebut akan menjadi contoh yang akan
mempengaruhi anggota kelompok yang lain, sehingga secara bertahap semua anggota
kelompok akan menirunya. Sedangkan nilai paedagogis dari kegiatan kelompok
adalah meningkatkan perkembangan kepribadian seluruh anggota kelompok karena di
dalam kelompok mereka masing-masing anggota berusaha mengutarakan pendapat
tanpa malu-malu. Dalam kegiatan kelompok mereka dilatih bekerja sama, ha ini
akan memupuk rasa kebersatuan sehingga siswa tidak egois. Selanjutnya nilai
didaktis di dalam kegiatan kelompok adalah terjadinya interaksi belajar
mengajar antar anggota, karena anggota yang menguasai bahan belajar menerangkan
kepada anggota yang lain.
5. Karyawisata
Karyawisata merupakan usaha
menyempurnakan dan melengkapi pengetahuan yang diperoleh di dalam kelas dengan
hal-hal yang praktis dan realistis. Obyek karyawisata harus dipilih yang dapat
menambah pegetahuan da pengalaman bagi siswa terutama untuk mendalami atau
memperjelas materi pengajaran serta memberi dorongan kepada siswa untuk belajar
lebih giat. Rangkaian kegiatan karyawisata terbagi dalam tiga tahap persiapan,
tahap pelaksanaan karyawisata, dan kegiatan pengelolaan hasil karyawisata.
Untuk memperjelas uraian diatas, Nana Sy. Sukmadinata (1997) lebih lanjut
mengemukakan beberapa tujuan karyawisata yaitu:
a. Melengkapi dan menyempurnakan pengetahuan
yang diperoleh di dalam kelas dengan hal-hal yang lebih praktis dan realistis
b. Mengembangkan apresiasi siswa baik
terhadap lingkungan alam, lingkungan sosial. Maupun lingkungan pekerjaan dan
industri.
c. Memberikan latihan tertentu
d. Mengembangkan rasa sosial diantara siswa
dengan teman-temannya mauoun orang lain
e. Memberikan latihan betanggungjawab,
latihan memimpin dan dipimpin, menge,bangkan kepercayaan diri sendiri, saling
membantu dan menyesuaikan diri.
Manfaat karyawisata sebagai pendekatan
dalam bimbingan belajar antara lain:
a.
Individu dapat berpartisispasi dalam berbagai kegiatan
yang dilakukan oleh para petugas pada obyek karya wisata itu, serta mengalami
dan menghayati langsung apa pekerjaan mereka..
b.
Dalam karyawisata individu dapat bertanya jawab,
menemukan sumber informasi yang pertama untuk memecahkan segala persoalan yang
dihadapi, sehingga mungkin mereka menemukan bukti kebenaran teorinya, atau
mencobakan teorinya ke dalam praktik, sehingga membuat bahan yang dipelajari di
sekolah menjadi lebih relevan dengan kenyataan dan kebutuhan yang ada di
masyarakat.
c.
Dengan obyek yang ditinjau itu individu dapat
memperoleh bermacam-macam pengetahuan dan pengalaman yang terintegrasi, tidak
terpisah-pisah dan terpadu, sehingga individu dapat mengaplikasikannya dalam
kehidupan sehari-hari.
d.
Verbalisme dapat dilenyapkan.
Individu
tidak hanya berkembang dalam segi kognitif, tetapi aspek afektif dan
psikomotornya juga dapat berkembang secara optimal.
e.
Para individu dapat belajar bagaimana cara-cara
melakukan observasi, membuat laporan dan melakukan diskusi kelompok yang baik
dan benar.
Dengan demikian kegiatan karyawisata tidak hanya menambah pengetahuan dan pengajaran saja,
tetapi juga mempunyai nilai pembinaan pribadi yang sangat bermanfaat bagi siswa.
6. Pengajaran remedial
Pengajaran remidial atau
remidial teaching merupakan suatu usaha bimbingan untuk membantu siswa yang
mengalami kesulitan dalam menguasai bahan penajaran. Pengajaran remidial
dilakukan setelah diadakan kegiatan diagnosis kesulitan belajar. Pengajaran
remidial dilaksakan dengan bermacam-macam teknik misalnya mengulangi pelajaran,
belajar kelompok, memberi tugas-tugas.
Bentuk
Pelaksanaan Pembelajaran Remedial
Setelah diketahui kesulitan belajar
yang dihadapi peserta didik, langkahberikutnya adalah memberikan perlakuan
berupa pembelajaran remedial. Bentuk-bentuk pelaksanaan pembelajaran remedial
antara lain:
1.Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan
media yang berbeda.Pembelajaran ulang dapat disampaikan dengan cara
penyederhanaan materi,variasi cara penyajian, penyederhanaan tes/pertanyaan.
Pembelajaran ulangdilakukan bilamana sebagian besar atau semua peserta didik
belum mencapaiketuntasan belajar atau mengalami kesulitan belajar. Pendidik perlumemberikan penjelasan
kembali dengan menggunakan metode dan/ataumedia yang lebih tepat.
2.Pemberian bimbingan secara khusus, misalnya
bimbingan perorangan. Dalam hal pembelajaran klasikal peserta didik mengalami
kesulitan,perlu dipilih alternatif tindak lanjut berupa pemberian bimbingan
secara individual.Pemberian bimbingan perorangan merupakan implikasi
peranpendidik sebagaitutor. Sistem tutorial dilaksanakan bilamana terdapat satu atau
beberapapeserta didik yang belum berhasil mencapai ketuntasan.
3.Pemberian
tugas-tugas latihan secara khusus.
Dalam rangka menerapkan prinsip pengulangan,
tugas-tugas latihan perludiperbanyak agar peserta didik tidak mengalami
kesulitan dalam mengerjakantes akhir. Peserta didik perlu diberi latihan
intensif (drill) untuk membantu menguasai
kompetensi yang ditetapkan.
4.Pemanfaatan
tutor sebaya.
Tutor sebaya adalah teman sekelas yang memiliki
kecepatan belajar lebih.Mereka perlu dimanfaatkan untuk memberikan tutorial
kepada rekannya yangmengalami kelambatan belajar. Dengan teman sebaya diharapkan
pesertadidik yang mengalami kesulitan belajar akan lebih terbuka dan akrab.
B.
JENIS
LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR
Beberapa jenis layanan bimbingan
belajar yang dapar diberikan pada siswa yang mengalami kesulitan belajar,
diantaranya dengan:
a.
Layanan Bimbingan Belajar Non Psikologis
b.
Layanan bimbingan belajar non psikologis adalah usaha
meningkatkan prestasi belajar dengan cara mengadakan perbaikan dalam komponen
proses belajar mengajar, antara lain bisa dengan:
1.
Usaha perbaikan cara belajar siswa
Kesulitan
belajar tidak selalu disebabkan tingkat kecerdasan rendah, bias juga karena
cara belajar yang keliru. Usaha yang dapat dilakukan untuk memperbaiki cara
belajar:
a.
menanamkan kebiasaan belajar secara tertib, belajar
tidak hanya kalau akan ulangan saja
b.
meningkatkan disiplin siswa dalam menyelesaikan tugas
serta menepati waktu belajar
c.
menanamkan pengertian, bahwa belajar tidak hanya
sekedar membaca tapi juga perlu memahami
d.
mengenalkan metode belajar berbagai bidang studi dengan
karakteristiknya
e.
menciptakan lingkungan yang menunjang keberhasilan
belajar
f.
belajar perlu kondisi fisik yang sehat
2.
Usaha perbaikan cara mengajar guru
a.
Persiapan guru sebelum masuk kelas
1.
merumuskan materi yang harus dimiliki siswa
2.
merancang bantuan yang akan diberikan pada siswa,
seperti buku dan alat sebagai sumber belajar
3.
merancang waktu sesuai topic agar waktunya tidak kurang
atau lebih
b.
Pada waktu guru dikelas (operating procedures)
1.memperhatikan
keragaman siswa yang mengikuti pelajaran
2. mengadakan
pengukuran terhadap hasil belajar siswa
c.
Usaha perbaikan dalam metode mengajar
Penggunaan
metode belajar harus disesuaikan dengan materi yang disajikan, guru harus
memilih metode yang tepat, diusahakan bervariasi dan menarik bagi siswa agar
tidak merasa jenuh.
d.
Usaha perbaikan dan penyajian materi pelajaran
Perbaikan
penyajian materi dapat dilakukan dg cara sebagai berikut:
1.menyederhanakan
penyajian materi pelajaran
2.memilih
materi pelajaran yang bermakna
3.menyajikan
materi pelajaran disertai contohnya
c.
Layanan Bimbingan Belajar Psikilogis
Layanan ini
bertujuan merangsang siswa meningkatkan usaha belajar, sehingga tercapainya
prestasi belajar yang optimal sebagai tujuannya. Layanan ini dapat dilakukan
dengan beberapa cara, seperti:
1.
Bimbingan belajar melalui peningkatan motivasi
a.Ganjaran dan
hukuman
ganjaran dan
hukuman dapat membantu siswa meningkatkan prestasi belajar. Ganjaran adalah
sesuatu yang menyenangkan, mendorong seseorang berusaha lebih giat sehingga
prestasi belajarnya meningkat. Ganjaran dapat berupa kata pujian ataupun hadiah
berupa barang.
Hukuman juga
dapat meningkatkan motivasi belajar, karena ada kecenderungan untuk tidak
mengulang sesuatu yang tidak menyenangkan, dan berusaha mengganti dengan
tindakan lain yang menimbulkan rasa senang.
b.Persaingan
atau kompetensi
di dalam kelas
guru menciptakan situasi untuk saling bersaing antar siswa, masing- masing
siswa diharuskan mencapai target yang akan dicapai dalam belajar. Bila
targetnya tidak tercapai berarti dia kalah, kekalahan ini dapat mendorong siswa
belajar lebih giat. Sehingga persaingan yang sehat dan target dapat menimbulkan
motivasi belajar siswa.
c.Pemberitahuan
hasil tes
hasil ulangan /
tes merupakan feedback bagi siswa. Dengan hasil ulangan siswa mengetahui baik
atau buruk hasil belajarnya. Bagi yang mendapat nilai baik ia akan merasa puas,
namun bagi yang mendapat nilai jelek, ini akan mendorong siswa tersebut
meningkatkan belajarnya.
2.
Bimbingan belajar dengan menanamkan prinsip- prinsip
belajar
Agar kegiatan belajar mencapai hasil yang optimal, siswa perlu memahami
prinsi- prinsi belajar. Diantaranya, sebagai berikut:
a.belajar
membutuhkan partisipasi aktif dari sisw sendiri
b.belajar
adalah proses yang kontinu
c.belajar akan
berkembang pada lingkungan yang menantang
d.belajar
harus didorong motivasi yang kuat
e.dibutuhkan
sarana yang cukup untuk belajar
f.teknik
belajar tiap individu berbeda satu sama lain
g.belajar
harus dilakukan secara rutin dan berulang- ulang
3.
Penyuluhan perorangan
Layanan konseling / penyuluhandiperuntukkan bagi siswa yang mengalami
kesulitan bersifat individu dan pribadi. Petugas yang melaksanakan konseling di
sekolah adalah petugas bimbingan yang telah dipersiapkan dan dikenal sebagai
konselor sekolah. Dengan tugasnya membantu siswa yang mengalami kesulitan yang
bersifat psikis dengan cara berkonsultasi atau bertanya jawab secara pribadi,
antara konselor dan klien. Dalam konseling ini, usaha pemecahan kesulitan
belajar dilakukan dengan mengungkap latar belakang kehidupan sisw secara rinci
serta situasi kejiwaan yang menghambat proses belajarnya. Siswa diajak untuk
memahami kondisi dirinya, kemudian diarahkan mengubah perilaku agar lebih baik
untuk menunjang kegiatan belajarnya, sehingga tercapai prestasi belajar yang
optimal sesuai potensi yang dimiliki.
C.PROGRAM PENGAYAAN DALAM PENGAJARAN
Pengertian Program Pengayaan
Program
Pengayaan dalam proses belajar mengajar adalah suatu kejadian yang
diperuntukkan bagi siswa yang tergolong cepat dalam menyelesaikan tugas
belajarnya. Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar sering dijumpai adanya
sorang atau beberapa orang siswa yang dapat menyelesaikan tugas belajarnya
sebelum waktu yang disediakan habis sehingga mereka mempunyai sisa waktu. Siswa
yang demikian digolongkan kelompok cepat. Apabila sisa waktu ini tidak
dimanfaatkan dengan baik akan menimbulkan hal-hal negative yang menghambat
proses belajar mengajar, misalnya mengganggu temannya, membuat suasana gaduh di
kelas, dan sebagainya. Oleh karena itu siswa kelompok cepat ini diberi kegiatan
yang bermanfaat bagi perkembangan dirinya tanpa mengganggu siswa lain yang
belum selesai mengerjakan tugas belajarnya. Kegiatan yang diperuntukkan
kelompok siswa cepat ini adalah pendalaman tehadap bahan yang telah mereka
pelajari yang biasa disebut kegiatan pengayaan. Suharsini Arikunto mengartikan
kegiatan pengayaan sebagai kegiatan yang diberikan kepada siswa-siswa kelompok
cepat sehingga siswa-siswa tesebut menjadi lebih kaya pengetahuan dan
ketrampilannya atau lebih mendalami bahn pelajaran yang sedang mereka pelajari.
Pendapat di atas
memperjelas bahwa tujuan program pengayaan adalah memperdalam penguasaan bahan
pelajaran yang berkaitan dengan tugas pelajaran yang dilaksanakan. Sementara
siswa yang lain masih menyelesaikan tugas belajarnya, kelebihan waktu yang
dimiliki siswa kelompok cepat diisi dengan kegiatan mendalami bahan pelajaran
yang bersangkutan. Setelah semua siswa baik siswa yang cepat maupun siswa yang
lambat menyelesaikan tugas belajar yang
telah disiapkan katakanlah satu pokok bahasan secara bersama-sama, barulah
melanjutkan pada pokok bahasan berikutnya. Jadi dalam program pengayaan materi
tambahan yang diberikan kepada siswa cepat masih berkisar pada bahan yang sama,
bukan bahan pelajaran lain yang berbeda sama sekali, karena kegiatan pengayaan
hanyalah untuk memanfaatkan sisa waktu, bukan menambah waktu tersendiri.
- Tujuan Program Pengayaan
Dalam
proses belajar mengajar guru harus dapat mengelola siswa dengan baik yaitu
memberikan perhatian dan layanan kepada siswa sesuai dengan kebutuhannya. Dalam
kegiatan pengayaan, guru memberi kegiatan kepada siswa yang tergolong cepat,
dalam mengisi kelebihan waktunya, dengan kegiatan yang bermanfaat bagi
perkembangan dirinya. Dengan demikian, kegiatan pengayaan betujuan untuk
memperdalam bahan pelajaran tersebut. Tegasnya, tujuan kegiatan pengayaan
adalah membantu siswa memanfaatkan kelebihan waktu yang dimilikinya dengan
memperkaya diri tentang bahan pelajaran yang bersangkutan, sehingga tercapai
perkembangan yang optimal. Dengan memanfaatkan kelebihan waktu tersebut berarti
siswa kelompok cepat dirugikan, dengan harus menunggu kawan-kawan lain yang
belum selesai melaksanakan tugas belajarnya.
- Pelaksanaan Program Pengayaan
Guru
dapat melaksanakan program pengayaan kepada siswa yang dalam proses belajar
mengajar dapat menyelesaikan tugas belajar sebelum waktu yang disediakan
habis., atau kepada para siswa yang mengalami kesulitan belajar ringan.
Pelaksanaan program pengayaan untuk kedua kelompok tersebut berbeda dalam
fungsinya. Kegiatan pengayaan bagi siswa yang cepat dilaksaakan untuk
memanfaatkan kelebihan eaktu yang dimiliki dengan kegiatan memperkaya diri tentang
bahan pelajaran. Sedang kegiatan pengayaan yang dipruntukkan untuk siswa yang
mengalami kesulitan belajar ringan berfungsi sebagai pengajaran perbaikan atau
pengajaran remedial. Selanjutnya uraian pengayaan dibawah ini adalah kegiatan
pengayaan yang diperuntukkan kepada siswa yang memiliki kelebihan waktu karena
telah menyelesaikan tugasnya.
Kegiatan
pengayaan dilakukan pada proses pengajaran sedang berlangsung. Kegiatan
pengayaan diberikan oleh guru bidang studi, bersamaan waktunya dengan siswa
kelompok sedang atau siswa kelompok lambat. Dengan demikian kegiatan pengayaan
tidak memerlukan tambahan waktu khusus. Jadi apabila dalam kelompok sedang dan kelompok lambat dinyatakan telah mencapai
batas kemampuan yang diharapkan, maka kegiatan pengayaan dihentikan. Untuk
selanjutnya semua siswa baik kelompok cepat, kelompok sedang maupun kelompok
lambat secara bersama-sama mengikuti pelajaran untuk pokok bahasan berikutnya.
Agar program
pengayaan ini bisa terlaksana dengan baik, maka materi yang diberikan kepada
siswa dan bentuk kegiatan pengayaan harus dipersiapkan terlebih dahulu. Materi
pengayaan harus disesuaikan dengan pokok bahasan yang disajikan dalam kelas,
karena program pengayaan merupakan kegiatan untuk memperdalam bukan untuk
menambah konsep baru. Tujuan pengayaan bukanlah untuk mempersiapkan siswa
menguasai materi pelajaran lebih dahulu dibanding dengan teman-temanya yang
lain.
Program
pengayaan dapat dilaksanakan dalam berbagai macam kegiatan seperti membaca
buku, menegrajakan soal-soal latihan, diskusi, membuat karangan, kliping, atau
membantu memberi penjelasan kepada teman-temannya sebagai tutor sebaya.
- Faktor yang harus diperhatikan Dalam Pelaksanaan Program Pengayaan
Untuk menentukan
kegiatan pengayaan ini guru harus mempertimbangkan beberapa faktor sebagai
berikut:
a.
Faktor Anak atau Siswa
Sebagai pendidik kita memahami bahwa masing-masing anak memiliki sifat
individualitas yang berbeda antara siswa yang satu dengan siswa yang lainnya.
Oleh karena itu, dalam memberikan kegiatan pengayaan, guru harus memperhatikan
sifat individualitas dari siswa. Dalam hal ini fakor siswa tesebut dibedakan
menjadi faktor monat dan faktor psikologis.
1)
Faktor Minat
Setiap siswa memiliki minat sendiri-sendiri, sehingga guru dalam
menentukan bentuk kegiatan pengayaan harus memperhatikan minat tersebut.
Sebagai contoh ada siswa yang berminat membuat karangan tetapi tiak berminat
untuk diskusi karena itu siswa tersebut tidak aktif berbicara apabila disuruh
diskusi. Kesesuaian kegiatan dengan minat sangat penting, karena hal ini akan
mendorong siswa lebih giat belajar. Sebaliknya, ketidaksesuaian kegiatan dengan
minta akan melemahkan semangat belajar sehingga tujuan pengayaan tidak
tercapai.
2)
Faktor Psikologis
Selain faktor anak ditinjau dari segi minat, ada faktor lain secara umum
berlaku begi setiap anak yaitu faktor psikologis. Menurut Suharsini Arikunto,
faktor-faktor psikologis setiap anak yaitu yang perlu diperhatikan dalam
menentukan kegiatan pengayaan yaitu:
a)
Kegiatan yang menuntut siswa untuk ke luar dari kelas
lebih disuaki daripada kegiatan yang hanya dilakukan di dalam kelas.
b)
Kegiatan yang banyak meminta siswa untuk bergerak lebih
disukai daripada kegiatan yang hanya dilakukan dengan membaca.
c)
Kegiatan yang bersifat menemukan hal baru atau
eksperimen lebih disukai daripada kegiatan yang bersifat menggambarkan
deskriptif.
d)
Kegiatan yang memakan waktu sedikit tetapi lekas
terlihat hasilnya lebih disukai daripada kegiatan yang memakan waktu yang lama.
b.
Faktor Edukatif
Yang dimaksud dengan faktor edukatif adalah bahwa kegiatan pengayaan yang
diberikan oleh guru harus menunjang perkembangn siswa secara optimal. Hal ini
berarti kegiatan pengayaan tidak boleh merugikan siswa atau membuat siswa
mengalami kesulitan sehingga menghambat perkembangannya. Jelasnya kegiatan
pengayaan harus bermanfaat yakni menambah ilmu pengetahuan dan membentuk
pribadi siswa.
c.
Faktor Waktu
Guru harus mampu memilih kegiatan yang tepat untuk mengisi waktu yang
ada. Kelebihan waktu yang dimiliki masing-masing siswa kadang-kadang tidak sama
misalnya ada siswa yang memilki kelebihan waktu 25 menit, 20 menit, dan
sebagainya. Kenyataan ini menuntut kemampuan dan kreatifitas guru dalam mempersiapkan kegiatan pengayaan. Untuk
mengatasi masalah waktu ini, dapat ditempuh dengan cara membagi kegiatan
pengayaan menjadi beberapa bagian atau penggalan. Dengan bentuk bagian-bagian
ini siswa dapat ,melakukan atau menyelesaikan bagian kegiatan secara bertahap.
Apabila waktu untuk kegiatan pengayaan habis, siswa sudah mampu menyelesaikan
bagian kegiatan secara utuh dan hasilnya sudah dapat dilihat siswa. Hal ini
akan menimbulkan kepuasan bagi siswa. Sebagai contoh dalam pengayaan pelajaran
matematika dengan kegiatan mengerjakan soal. Kepada siswa diberikan satu soal
untuk dikerjakan, setelah selesai diberi soal berikutnya dan seterusnya sampai
kelebihan aktu yang ada habis.
Demikian cara melaksanakan program pengayaan yang harus dilakukakn guru
kepada siswa dalam usaha memberikan layanan kepada siswa yang memiliki
kelebihan waktu karena telah menyelesaikan tugas belajar yang dibebankan
kepanya sebelium waktu yang disediakan habis.
REFERENSI
Freakestain.2010. Terdapat di http://kikyakiko.blog.uns.ac.id/2010/09/17/homeroom-2/.Di unduh pada 15 April
2011
2011. Terdapat
dihttp://www.scribd.com/doc/30550102/19/TekniktekniBimbinganKelompok. Diunduh pada 15 April 2011
2011. Terdapat
di http://www.scribd.com/doc/12035700/8Pembelajaran-Remedial-270208. Diunduh pada 15 April 2011
2011. Terdapat
di http://www.belajarpsikologi.com.
Diunduh pada 15 April 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar